Khotbah, Renungan Kristen, Bacaan Alkitab, Artikel, Berita

Sabtu, 28 April 2012

HIDUP OLEH PERCAYA Bahan Bacaan Lukas 11:14-23


Bacaan kita saat ini mengetengahkan bagaimana kehadiran Yesus yang adalah sebagai manusia dan pada saat yang sama pula adalah Allah. Dikisahkan, Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan, dan akhirnya orang tersebut dapat berkata-kata lagi. Banyak orang yang menyaksikan peristiwa ini. Dan dari peristiwa ini, reaksi orang-orang beragam. Ada yang merasa heran, tetapi ada pula yang menyaksikan peristiwa itu menuduh Yesus bersekongkol dengan Iblis. Bagi mereka, Yesus mengusir setan dengan menggunakan kuasa Beelzebul yaitu Penghulu Setan. Kecurigaan mereka sangat besar sehingga mereka meminta tanda dari sorga kepada Yesus. Apa maksudnya?  Mungkin agar dapat membuktikan bahwa kecurigaan mereka salah dan tidak benar. 

Biasanya Kecurugaan dan keraguan tidak akan hilang apabila sesuatu itu hanya terjadi satu kali saja. “Mungkin hal itu hanya kebetulan”. Kalau ada tanda yang luar biasa lagi, maka baru bisa dipercaya. Mungkin seperti itulah yang ada di benak orang-orang yang menyaksikan peristiwa pengusiran setan yang dilakukan oleh Yesus namun masih sangsi dan ragu. Itulah sebabnya mereka meminta tanda dari sorga kepada Yesus (ayat 16). “Tanda dari Sorga”. Itu berarti yang mereka mksudkan adalah, kiranya ada kejadian yang luar biasa dan sifatnya ilahi lagi untuk mendukung dan melegitimasi bahwa tindakan Yesus tersebut benar-benar pekerjaan ilahi. Sebab kalu tidak, maka tuduhan mereka berarti benar bahwa Yesus mengusir setan menggunakan juga kuasa setan.

Atas tuduhan tersebut Yesus menegaskan, …“Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?”… (Ayat 17-18).
Membayangkan keadaan ini, memang sangat ironi. Mengapa?. Karena sebenarnya peristiwa pengusiran setan ini hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak tanda yang dihadirkan Yesus kepada banyak orang untuk menyatakan kehadiranNya sebagai Allah sendiri. Tetapi anehnya, mereka masih tidak percaya, ragu bahkan sampai pada tuduhan yang ekstrem bahwa, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul”.

Rupanya kecenderungan orang banyak di zaman itu, tidak jauh berbeda dengan kecenderungan orang percaya masa kini. Kecenderungan yang terus menggejala bahkan yang menyebut diri sebagai “Orang Kristen sejak lahir” sekalipun. Kecenderungan dalam mana “Keraguan” dan “Ketidakpercayaan” terhadap Yesus yang adalah Tuhan kerap mewarnai perjalanan hidup orang percaya. Keyakinan dan kepercayaan kepada Yesus yang adalah Tuhan sering tergantung pada “Tanda”. Tepatnya adalah tanda dari sorga, yang bisa dibahasakan dengan “adanya Mujizat”. Dengan kata lain, kehidupan keberimanan orang Kristen sekarang hanya bergantung pada adanya mujizat. Kalau tidak ada mujizat (Kejadian yang luar biasa, yang melampaui keterbatasan akal pikiran dan manusia), itu berari Tuhan tidak hadir. Sebaliknya kalau ada mujizat, itu pertanda Tuhan hadir.

Bahkan dalam kehidupan bergereja, orang Kristen saat ini mulai memilah. Gereja yang ada mujizatnya atau terjadi kejadian-kejadian yang luar biasa yang dialami dalam peribadatan atau dalam kehidupan anggota gerejanya, berarti gereja tersebut dipenuhi oleh Roh Kudus dan kuasa Tuhan. Berarti Tuhan hadir. Sementara gereja yang tidak ada mujizatnya, itu berarti hanya organisasi biasa dan Tuhan tidak hadir dengan kuasaNya. Pendek kata, iman Kristen seringkali hanya tergantung pada adanya mujizat. Adanya mujizat pertanda iman sementara bertumbuh dan dewasa. Sangat ironi. Padahal tanpa disadari kita bisa hiduppun sebenarnya adalah suatu mujizat dari Tuhan.

Iman yang bergantung pada adanya mujizat sering terlihat pula dalam kehidupan nyata gereja-gereja dan orang percaya. Lihat saja, peribadatan yang banyak dipadati orang Kristen justru disaat Pemimpin Ibadahnya adalah orang yang katanya baru bertobat dan katanya baru mengalami kejadian-kejadian yang luar biasa dalam hidupnya. Orang lebih terpesona apabila yang menjadi pengkhotbah adalah yang dapat melakukan mujizat. Sementara, pendeta yang digembeleng di bangku Fakultas Teologi dianggap biasa-biasa saja, apalagi dia tidak menunjukkan dan mendemonstrasikan sebuah mujizat. Dia dianggap tidak dikuasai oleh Roh Kudusdan karunia-karunia serta tanda dari sorga.

Dari bagian Alkitab yang kitabaca saat ini, Yesus tidak mau orang akan percaya kepadaNya hanya karena tanda-tanda ajaib yang dibuatNya. Dari kisah ini kita mendapati, apakah Yesus menunjukkan tanda lagi seperti yang diminta oleh orang banyak yang meragukan kemahakuasaanNya? Tidak! Justru Yesus berkata, “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. Sekali lagi, Yesus tidak menunjukkan sebuah tanda lagi untuk membuat mereka percaya dan yakin akan kuasa yang dinyatakanNya. Apa artinya? . Artinya adalah, kehadiran Yesus bukan sekedar pembuat tanda-tanda ajaib menurut ukuran manusia tetapi kehadiranNya adalah Kehadiran Kerajaan Allah. Yaitu KehadiranNya adalah bukti bahwa segala kuasa yang ada didunia, takluk kepadaNya. Dan pengusiran setan terhadap orang itu, berarti pembebasan dari kuasa-kuasa jahat dan menganugerahkan kehidupan yang sebenarnya.

Bila kita membaca Lukas 11:29-32 maka kita akan dapati bahwa Yesus mengidentikkan orang-orang yang meminta tanda disebutnya Angkatan Yang Jahat.
Firman Tuhan ini mau mengingatkan kepada kita bahwa memang keraguan dan ketidakpercayaan sering melanda perjalanan hidup keberimanan kita. Namun kita diingatkan lagi bahwa hendaknya kepercayaan kita kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan tidak akan bergantung pada tanda seperti yang diminta oleh orang banyak pada zaman Yesus itu. Kepercayaan kita adalah karena kita percaya bahwa Dia benar adalah Tuhan. Tuhan yang hidup oleh karena itu Dia menghidupkan. 

Keyakinan ini penting, karena apabila kita hanya akan percaya apabila ada tanda saja maka kita tidak ubahnya seperti orang Kristen yang dewasa namun sifatnya kenak-kanakan. Orang Kristen yang bergantung pada tanda-tanda. Iman yang dewasa sesungguhnya adalah iman yang bertumbuh secara wajar dalam segala bentuk kehidupan yang dijalani dalam hidup orang percaya. Iman seperti itulah yang langgeng dan bertahan. Realita menyaksikan kepada kita  betapa banyak orang Kristen yang akhirnya jatuh oleh karena ketika kejadian-kejadian yang luar biasa sudah tidak dialami lagi dalam perjalanan kehidupannya. Tuahn Yesus pernah berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29).
Keyakinan kita adalah Yesus adalah Tuhan. Karena Dia Tuhan, maka Dia punya kuasa mengusir Iblis, membebaskan mereka dari kuasa kegelapan dan menghadirkan kehidupan baru. Biarlah keyakinan ini yang terus mewarnai perjalanan keberimanan kita. Apalagi KebangkitanNya telah mengokohkan iman percaya kita itu.

Ada banyak tantangan dan pergumulan serta kuasa jahat yang siap menantang hidup keberimanan kita. Namun kita percaya kita mempunyai Tuhan yang hidup, Tuhan yang sanggup membebaskan dan Tuhan yang menghidupkan. Biarlah perjalanan hidup kita dengan segala dinamikanya akan terus mengokohkan iman kita dan iman kita terus bertumbuh dalam sikap percaya yang terus mempercayakan hidup ini kepada Dia. Yesus yang adalah Tuhan.
Tuhan kiranya memberkati dan memampukan kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar