Bacaan kita saat ini mengetengahkan bagaimana kehadiran Yesus
yang adalah sebagai manusia dan pada saat yang sama pula adalah Allah.
Dikisahkan, Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan, dan akhirnya
orang tersebut dapat berkata-kata lagi. Banyak orang yang menyaksikan peristiwa
ini. Dan dari peristiwa ini, reaksi orang-orang beragam. Ada yang merasa heran,
tetapi ada pula yang menyaksikan peristiwa itu menuduh Yesus bersekongkol
dengan Iblis. Bagi mereka, Yesus mengusir setan dengan menggunakan kuasa
Beelzebul yaitu Penghulu Setan. Kecurigaan mereka sangat besar sehingga mereka
meminta tanda dari sorga kepada Yesus. Apa maksudnya? Mungkin agar dapat membuktikan bahwa
kecurigaan mereka salah dan tidak benar.
Biasanya Kecurugaan dan keraguan tidak akan hilang apabila
sesuatu itu hanya terjadi satu kali saja. “Mungkin hal itu hanya kebetulan”.
Kalau ada tanda yang luar biasa lagi, maka baru bisa dipercaya. Mungkin seperti
itulah yang ada di benak orang-orang yang menyaksikan peristiwa pengusiran
setan yang dilakukan oleh Yesus namun masih sangsi dan ragu. Itulah sebabnya
mereka meminta tanda dari sorga kepada Yesus (ayat 16). “Tanda dari Sorga”. Itu
berarti yang mereka mksudkan adalah, kiranya ada kejadian yang luar biasa dan
sifatnya ilahi lagi untuk mendukung dan melegitimasi bahwa tindakan Yesus
tersebut benar-benar pekerjaan ilahi. Sebab kalu tidak, maka tuduhan mereka
berarti benar bahwa Yesus mengusir setan menggunakan juga kuasa setan.
Atas tuduhan tersebut Yesus menegaskan, …“Setiap kerajaan
yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah,
pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri,
bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?”… (Ayat 17-18).
Membayangkan keadaan ini, memang sangat ironi. Mengapa?.
Karena sebenarnya peristiwa pengusiran setan ini hanyalah sebagian kecil dari
sekian banyak tanda yang dihadirkan Yesus kepada banyak orang untuk menyatakan
kehadiranNya sebagai Allah sendiri. Tetapi anehnya, mereka masih tidak percaya,
ragu bahkan sampai pada tuduhan yang ekstrem bahwa, “Ia mengusir setan dengan
kuasa Beelzebul”.
Rupanya kecenderungan orang banyak di zaman itu, tidak jauh
berbeda dengan kecenderungan orang percaya masa kini. Kecenderungan yang terus
menggejala bahkan yang menyebut diri sebagai “Orang Kristen sejak lahir”
sekalipun. Kecenderungan dalam mana “Keraguan” dan “Ketidakpercayaan” terhadap
Yesus yang adalah Tuhan kerap mewarnai perjalanan hidup orang percaya.
Keyakinan dan kepercayaan kepada Yesus yang adalah Tuhan sering tergantung pada
“Tanda”. Tepatnya adalah tanda dari sorga, yang bisa dibahasakan dengan “adanya
Mujizat”. Dengan kata lain, kehidupan keberimanan orang Kristen sekarang hanya
bergantung pada adanya mujizat. Kalau tidak ada mujizat (Kejadian yang luar
biasa, yang melampaui keterbatasan akal pikiran dan manusia), itu berari Tuhan
tidak hadir. Sebaliknya kalau ada mujizat, itu pertanda Tuhan hadir.
Bahkan dalam kehidupan bergereja, orang Kristen saat ini
mulai memilah. Gereja yang ada mujizatnya atau terjadi kejadian-kejadian yang
luar biasa yang dialami dalam peribadatan atau dalam kehidupan anggota
gerejanya, berarti gereja tersebut dipenuhi oleh Roh Kudus dan kuasa Tuhan.
Berarti Tuhan hadir. Sementara gereja yang tidak ada mujizatnya, itu berarti
hanya organisasi biasa dan Tuhan tidak hadir dengan kuasaNya. Pendek kata, iman
Kristen seringkali hanya tergantung pada adanya mujizat. Adanya mujizat
pertanda iman sementara bertumbuh dan dewasa. Sangat ironi. Padahal tanpa
disadari kita bisa hiduppun sebenarnya adalah suatu mujizat dari Tuhan.
Iman yang bergantung pada adanya mujizat sering terlihat pula
dalam kehidupan nyata gereja-gereja dan orang percaya. Lihat saja, peribadatan yang
banyak dipadati orang Kristen justru disaat Pemimpin Ibadahnya adalah orang
yang katanya baru bertobat dan katanya baru mengalami kejadian-kejadian yang
luar biasa dalam hidupnya. Orang lebih terpesona apabila yang menjadi
pengkhotbah adalah yang dapat melakukan mujizat. Sementara, pendeta yang
digembeleng di bangku Fakultas Teologi dianggap biasa-biasa saja, apalagi dia
tidak menunjukkan dan mendemonstrasikan sebuah mujizat. Dia dianggap tidak dikuasai
oleh Roh Kudusdan karunia-karunia serta tanda dari sorga.
Dari bagian Alkitab yang kitabaca saat ini, Yesus tidak mau
orang akan percaya kepadaNya hanya karena tanda-tanda ajaib yang dibuatNya.
Dari kisah ini kita mendapati, apakah Yesus menunjukkan tanda lagi seperti yang
diminta oleh orang banyak yang meragukan kemahakuasaanNya? Tidak! Justru Yesus
berkata, “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah maka sesungguhnya Kerajaan
Allah sudah datang kepadamu”. Sekali lagi, Yesus tidak menunjukkan sebuah tanda
lagi untuk membuat mereka percaya dan yakin akan kuasa yang dinyatakanNya. Apa
artinya? . Artinya adalah, kehadiran Yesus bukan sekedar pembuat tanda-tanda
ajaib menurut ukuran manusia tetapi kehadiranNya adalah Kehadiran Kerajaan
Allah. Yaitu KehadiranNya adalah bukti bahwa segala kuasa yang ada didunia,
takluk kepadaNya. Dan pengusiran setan terhadap orang itu, berarti pembebasan
dari kuasa-kuasa jahat dan menganugerahkan kehidupan yang sebenarnya.
Bila kita membaca Lukas 11:29-32 maka kita akan dapati bahwa
Yesus mengidentikkan orang-orang yang meminta tanda disebutnya Angkatan Yang
Jahat.
Firman Tuhan ini mau mengingatkan kepada kita bahwa memang
keraguan dan ketidakpercayaan sering melanda perjalanan hidup keberimanan kita.
Namun kita diingatkan lagi bahwa hendaknya kepercayaan kita kepada Yesus
Kristus yang adalah Tuhan tidak akan bergantung pada tanda seperti yang diminta
oleh orang banyak pada zaman Yesus itu. Kepercayaan kita adalah karena kita
percaya bahwa Dia benar adalah Tuhan. Tuhan yang hidup oleh karena itu Dia menghidupkan.
Keyakinan ini penting, karena apabila kita hanya akan percaya
apabila ada tanda saja maka kita tidak ubahnya seperti orang Kristen yang
dewasa namun sifatnya kenak-kanakan. Orang Kristen yang bergantung pada
tanda-tanda. Iman yang dewasa sesungguhnya adalah iman yang bertumbuh secara
wajar dalam segala bentuk kehidupan yang dijalani dalam hidup orang percaya.
Iman seperti itulah yang langgeng dan bertahan. Realita menyaksikan kepada kita
betapa banyak orang Kristen yang
akhirnya jatuh oleh karena ketika kejadian-kejadian yang luar biasa sudah tidak
dialami lagi dalam perjalanan kehidupannya. Tuahn Yesus pernah berkata, “Berbahagialah
mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29).
Keyakinan kita adalah Yesus adalah Tuhan. Karena Dia Tuhan,
maka Dia punya kuasa mengusir Iblis, membebaskan mereka dari kuasa kegelapan
dan menghadirkan kehidupan baru. Biarlah keyakinan ini yang terus mewarnai
perjalanan keberimanan kita. Apalagi KebangkitanNya telah mengokohkan iman
percaya kita itu.
Ada banyak tantangan dan pergumulan serta kuasa jahat yang
siap menantang hidup keberimanan kita. Namun kita percaya kita mempunyai Tuhan
yang hidup, Tuhan yang sanggup membebaskan dan Tuhan yang menghidupkan. Biarlah
perjalanan hidup kita dengan segala dinamikanya akan terus mengokohkan iman kita
dan iman kita terus bertumbuh dalam sikap percaya yang terus mempercayakan
hidup ini kepada Dia. Yesus yang adalah Tuhan.
Tuhan kiranya memberkati dan memampukan kita. Amin.