Setelah
penyaliban dan kematian Yesus, para murid dan perempuan-perempuan yang setia
melayani Yesus tidak berani keluar rumah.
Ketakutan yang memang beralasan
karena keberadaan mereka tidak dapat
dilepaskan dengan sosok Yesus yang disalib oleh Orang-orang Yahudi dan tentara
Romawi. Peristiwa penyaliban Yesus dapat
saja menyeret mereka pada bahaya bahwa mereka adalah pengikut-pengikut Yesus.
Dengan kata lain, bukan tidak mungkin merekapun menjadi target berikutnya dari
para Imam, orang Yahudi dan penguasa Romawi. Mereka hanya menunggu apa yang
akan terjadi setelah Yesus di salib dan mati.
Dan
pada hari Minggu pagi itu, Maria
Magdalena dan Maria yang lain pergi menengok kubur dimana Yesus
dikuburkan. Apa yang terjadi? Ditengah
perasaan yang tidak menentu, perasaan takut yang masih menyelimuti, tiba-tiba
mereka dikejutkan dengan kehadiran Malaikat Tuhan. Malaikat Tuhan yang menyapa mereka, “Janganlah takut….Ia tidak ada disini. Ia
telah bangkit “ (ayat 5 dan 6).
Inilah
berita yang mengejutkan dan membawa sukacita bagi mereka. Tidak hanya berhenti sampai disitu, ketika
mereka hendak bergegas meninggalkan kubur itu dalam keadaan takut namun
bersukacita, Yesus menjumpai mereka dan berkata, “Salam bagimu”, …. (Selamat atau Damai bagimu
atau damai untukmu). Artinya apa?
Allah
telah berdamai dengan manusia. Dan perempuan-perempuan ini menjadi saksi atas
perdamaian itu. “Jangan takut….”. Perhatikan bahwa dalam perikop ini, kata
TAKUT diulang sampai tiga kali. Ini menandakan bahwa Kebangkitan Kristus adalah
melenyapkan ketakutan. Ketakutan yang disebabkan oleh dosa yang mengikat dan
mengkungkungi umat manusia.
Peristiwa
Kebangkitan adalah peristiwa dimana Allah didalam Kristus telah mengalahkan
kematian dan dosa. Peristiwa dimana Allah memberi kedamaian bagi manusia. Damai
akan terasa apabila pengampunan itu ia terima. Seseorang akan merasa damai
apabila dia di beri keampunan.
Itulah
sebabnya Ketakutan diubah menjadi damai dan orang dapat bersukacita. Damai itu diberikan. Itulah sebabnya
perempuan2 itu bergegas dengan penuh sukacita untuk meneruskan berita dan
kesaksian Kebangkitan ini kepada seluruh murid. Berita yang membahagiakan. Berita
yang membawa damai. Berita yang menghidupkan. Kalau sebelumnya mereka seperti
mati, takut, tidak ada sikacita dan damai serta tidak bisa berbuat apa-apa
setelah kematian Yesus, kini sukacita dan kehidupan baru mereka miliki.
Itulah
berita Kebangkitan bagi kita. Allah didalam Kristus tidak ada lagi di kubur.
Kini Dia telah bangkit mengalahkan cengkeraman ketakutan dan dosa. Dia
memberikan sukacita dan hidup baru. Itulah yang kiranya harus terus menjadi
berita bagi dunia. Berita yang terus dibawa oleh kita sebagai gereja. Sebuah
berita yang menghidupkan. Berita yang
membawa damai dan sukacita.
Berita
yang menghidupkan adalah berita yang bukan hanya milik satu atau dua orang saja
(Dua perempuan itu saja) tetapi berita untuk semua orang. Ketika yang lain
merasa hidupnya tidak berdaya lagi dan berarti lagi, berita ini diperdengarkan
kepadanya. Berita yang membawa damai dan
sukacita itu seperti yang sudah
diumpamakan Yesus tentang pengampunan. Pengampunan akhirnya melahirkan
kedamaian.
Peristiwa
Paskah bagi kita sekarang ini, bukan hanya sekedar mengatakan bahwa kubur telah
kosong. Tetapi itu harus menjadi kenyataan yang riil dalam kehidupan kita
sehari-hari sebagai orang percaya. Adalah bahwa, berita pendamaian, berita
kehidupan yang membawa sukacita itu harus menjadi milik semua orang.
Menarik
bahwa, berita ini pertama-tama di saksikan dan diperdengarkan kepada kaum
perempuan. Kaum perempuan yang
meneruskan berita ini kepada yang lain. Rupanya Tuhan mau terus memakai Kaum
perempuan untuk PERTAMA-TAMA menyampaikan berita ini dalam kehidupan nyata
kita.
Bagi
kaum perempuan, sudahkah atau siapkah kita meneruskan berita ini kepada
bapak-bapak dan keluarga kita dan orang-orang disekitar kita?. Berita yang
menghidupkan untuk semua orang. Rupanya dalam konteks ini, Kaum perempuan
menjadi yang pertama menyaksikan kebangkitan itu dan pertama dalam meneruskan
berita yang menghidupkan ini. Dengan harapan, dari mulut para perempuanlah
berita damai dan kehidupan itu didengar dan disaksikan oleh kaum yang lain.
Menarik
pula bahwa konteks zaman itu kaum laki-laki adalah kaum yang posisinya lebih
tinggi dari kaum perempuan dalam kehidupan masyarakat dan agama namun ternyata
berita kebangkitan pertama-tama justru disaksikan oleh kaum perempuan. Hal lain
pula bahwa dalam kondisi masyarakat yang lebih mengagungkan dan mempercayai berita
dari kaum laki-laki justru berita kebangkitan dibawa oleh kaum perempuan. Dan
dari merekalah berita itu terus menyebar dan menjadikan gereja bertumbuh dan
kuat oleh karena berita tersebut.
Dengan
demikian ternyata berita Paskah adalah berita yang meruntuhkan perbedaan “Klas
Sosial” dalam masyarakat. Berita Paskah adalah
berita yang mengingatkan dengan keras bahwa kaum perempuanpun adalah kaum yang
juga terlibat untuk memberitakan kehidupan. Kaum yang ikut menggerakkan sejarah
gereja dan dunia. Kaum perempuanpun dipakai Tuhan dalam rencana dan karya-karya
Allah.
Paskah
mencelikkan mata kita semua, ternyata berita kebangkitan adalah diperuntukkan
oleh semua orang, Bangsa, kelamin, Ras dan Klas social. Berita Paskah mengajak
semua orang untuk bergandengan tangan dalam kasih demi menghadirkan kehidupan
bersama.
Selamat
Paskah. Kristus sudah bangkit, Haleluyah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar